MATERI GIGITAN BINATANG
1.
Definisi gigitan binatang berbisa
Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll. Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular.
Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll. Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular.
-
Bisa
ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)
Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan-
jaringan sel saraf sekitar luka gigitan yang menyebabkan jaringan- jaringan sel
saraf tersebut mati dengan tanda-tanda kulit sekitar luka gigitan tampak
kebiru-biruan dan hitam (nekrotis). Penyebaran dan peracunan selanjutnya
mempengaruhi susunan saraf pusat dengan jalan melumpuhkan susunan saraf pusat,
seperti saraf pernafasan dan jantung. Penyebaran bisa ular keseluruh tubuh,
ialah melalui pembuluh limphe.
2. Macam-Macam Gigitan
1.
Gigitan Viperidae/Crotalida
(ular: ular tanah, ular hijau, ular
bandotan puspo):
Pembengkakan Akibat Gigitan Ular |
- Gejala
sistemik muncul setelah 5 menit atau setelah beberapa jam. Keracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku
dan lutut dalam waktu 2 jam atau ditandai dengan perdarahan hebat.
2. Gigitan Hydropiidae (misalnya: ular laut)
Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat,
dan muntah. Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku
dan nyeri menyeluruh, dilatasi pupil, spasme otot rahang, paralisis otot,
mioglobulinuria yang ditandai dengan urin warna coklat gelap (ini penting untuk
diagnosis), ginjal rusak, henti jantung.
3. Gigitan Rattlesnake dan Crotalidae (misalnya: ular
tanah, ular hijau, ular bandotan puspo)
Gejala
lokal: ditemukan tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis, nyeri di daerah
gigitan, semua ini indikasi perlunya pemberian polivalen crotalidae antivenin. Anemia, hipotensi,
trombositopeni.
Ular Tanah |
Rasa nyeri pada gigitan ular mungkin
ditimbulkan dari amin biogenik, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin, yang
ditemukan pada Viperidae. Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala
khusus gigitan ular berbisa, yaitu terjadi edem (pembengkakan) pada tungkai
ditandai dengan 5P: pain (nyeri), pallor (muka pucat), paresthesia (mati rasa),
paralysis (kelumpuhan otot), pulselesness (denyutan).
4.
Macam-
Macam Gigitan dan Penangananya
Gigitan Lipan
Bekas Gigitan Lipan |
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
Gigitan Lintah dan Pacet
Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
1. Saat lebah madu menyengat anda, biasanya sengatan lebah masih menancap. Cabut dengan segera sengatan tersebut secara hati – hati menggunakan kuku jari. Jangan pencet kulit anda karena akan menyebabkan racun bisa bertambah masuk kedalam tubuh.
2. Segera cuci daerah yang tersengat dengan air dan bersihkan dengan sabun.
3. Kompres kulit dengan air dingin atau es untuk mengurangi penyerapan dan penyebaran racun kedalam tubuh.
4. Oleskan krim atau obat khusus ke kulit. Baking soda juga dapat meringankan luka sengatan. Tambahkan sedikit air untuk mengurangi rasa tidak nyaman di kulit.
6. Pencegahan gigitan lebah
Cara terbaik untuk menghindari
sengatan lebah adalah dengan berdiri diam dan bahkan membiarkan lebah mendarat
pada anda. Dalam kebanyakan kasus lebah akan terbang jauh.
Gambar gigitan Lebah |
-
Langkah Pencegahan
1.
Jauhkan minuman rungan dan
makanan manis tertutup
makanan manis tertutup
2.
Hindari memakai parfum/hair
spray luar
spray luar
3.
Hindari memakai pakaian
yang cerah karna bisa menarik
lebah
yang cerah karna bisa menarik
lebah
4.
Kenakan celana panjang & kemeja
lengan panjang
dan menghindari kaki telanjang khususnya berhati-
hatilah ketika anda berkebun / melakukan pekerjaan
disekitar rumah
dan menghindari kaki telanjang khususnya berhati-
hatilah ketika anda berkebun / melakukan pekerjaan
disekitar rumah
7.
Penanganan Pada ular Berbisa
Penanganan untuk Pertolongan Pertama
:
- Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
- Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
- Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
2 jenis gigitan Ular
- Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet/ toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
- Letakkan daerah gigitan dari tubuh
- Berikan kompres es
- Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
- Perawatan luka
- Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
- Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
- Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
- Perbaikan sirkulasi darah
- Kopi pahit pekat
- Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
- Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
- Obat-obatan lain
- Toksoid tetanus 1 ml
- Antibiotic
DAFTAR PUSTAKA
Hugh A.F Dudley (Ed), Hamilto Bailey (1992). Ilmu Bedah,
Edisi XI. Gajah Mada University Press
Diane C. Baugman, Joann C. Hackley (1996). Medical
Surgical Nursing. Lippincott
Donna D. Ignatavicius, at al (1991). Medical Surgical
Nursing : A Nursing Process Approach, 2 Edition,
WB. Sounders Company. Philadelphia
Susan Martin Tucker, at al (1998). Standar Perawatan
Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis dan
Evaluasi, Edisi V, Volume 2. Jakarta : EGC
0 komentar:
Posting Komentar